Langsung ke konten utama

Sistem Akuntabilitas: Menciptakan Lingkungan yang Sehat dan Mengurangi Obesitas


Pergeseran kebiasaan makan atau pola konsumsi pangan yang sehat dan segar menjadi pangan olahan yang praktis telah terjadi. Umumnya pangan olahan yang tersedia saat ini tidak memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari, namun hanya memenuhi jumlah kalori atau bahkan melebihi kebutuhan kalori harian. Hal inilah yang menyebabkan peningkatan berat badan yang jika terjadi terus menerus dapat menyebabkan kelebihan berat badan atau obesitas.

Saat ini, permasalahan yang sedang terjadi yaitu tidak adanya akuntabilitas yang kuat dan cukup dari pemerintah untuk mengatur pola makan masyarakatnya. Hal ini disebabkan oleh pasar yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan multinasional dan swasta yang kini menjual pangan olahan. Akuntabilitas sendiri merupakan kemampuan dalam memberikan penjelasan atas tindakan-tindakan yang dilakukan, terutama terhadap pihak-pihak dalam sistem, yang diberikan kewenangan untuk melakukan penilaian dan evaluasi. Adapun kerangka kerja akuntabilitas adalah sebagai berikut:

1.    Take the account
Tahap pertama merupakan pengukuran berkala yang dilakukan guna memastikan proses tetap berjalan stabil dan berjalan dengan baik. Pada masalah obesitas ini dilakukan pemantauan BMI (Body Mass Index) secara rutin terutama pada anak-anak yang memiliki tingkat perubahan paling drastis. Hal ini dikarenakan BMI tinggi menjadi faktor yang berkontribusi terhadap beberapa penyakit secara cepat.  
2.    Share the account
Tahap ini memberikan informasi dan data yang didapatkan. Informasi dan data yang didapat ini harus dapat diakses oleh publik. Informasi dan data harus diberikan berdasarkan fakta dan menyeluruh.
3.    Hold the account
Tahap ini merupakan pemberian insentif dan sanksi bagi para pelaku yang terkait. Pemerintah harus memberikan sanksi apabila terdapat pihak yang tidak bertanggung jawab dan dapat menyebabkan kerusakan, termasuk membahayakan keamanan pangan dan gizi masyarakatnya. Selain itu pemerintah juga dapat memberikan insentif kepada pihak yang telah berpartisipasi dan memberikan dampak positif terhadap tujuan.
4.    Respond to the account
Tahap ini merupakan evaluasi secara menyeluruh agar sistem akuntabilitas dapat diperbaiki dan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan performanya semakin baik. 

Referensi:
Strengthening of accountability systems tocreate healthy food environments and reduce global obesity (Swinburn, et al., 2015)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengolahan Dan Pengembangan Gadung

TUGAS PENGANTAR TEKNOLOGI PANGAN PENGOLAHAN DAN PENGEMBANGAN GADUNG ( Dioscorea hispida ) Kelompok Cabe : Gabriella Valencia Supit 1501010040 Ivy Mariska              1501010039 Jennifer                 1501010057 Winardi                  1501010023 NFT A 2015 SURYA UNIVERSITY

Undang-Undang Ketenagakerjaan

Sistem ketenagakerjaan Indonesia saat ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia sejak 25 Maret 2003. Beberapa hal yang diatur dalam Undang-undang ini adalah. ¯   Pelatihan kerja Hal ini diperlukan untuk membekali, mengoptimalkan, dan mengembangkan para pekerja sehingga mampu untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang telah dan produktivitas pun turut meningkat. Begitu pula penghasilan serta kesejahteraan diri sendiri dan keluarga juga meningkat. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah maupun perusahaan. ¯   Hubungan antara pekerja dengan pengusaha yang didasarkan pada perjanjian kerja Perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) hanya dapat dibuat untuk jenis kegiatan tertentu yang dibatasi pada jangka waktu selama dua tahun serta dapat diperpanjang satu tahun maksimal satu kali. Namun, PKWT dapat diperbaharui satu kali dengan waktu paling lama dua tahun

Budaya dalam Makanan

Indonesia merupakan sebuah negara multicultural yang memiliki beragam budaya. Budaya merupakan aset negara yang sangat berharga. Hal ini dikarenakan budaya-budaya tersebut dapat menjadi identitas dari sebuah negara. Selain itu, budaya juga dapat menjadi sarana untuk membangun solidaritas antar komunitas dalam masyarakat. Sebagian budaya merupakan bukti atau hasil dari jerih payah para leluhur di masa lalu yang aset untuk memotivasi dan menginspirasi masyarakat generasi penerus yang akan datang. Salah satu budaya yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu makanan. Makanan merupakan bagian hidup atau kebutuhan setiap manusia untuk bertahan hidup. Namun selain untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia, makanan memiliki nilai-nilai sejarah dan filosofinya masing-masing. Suatu makanan juga dapat menjadi identitas atau ciri khas suatu komunitas masyarakat atau wilayah Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan budaya sebagai 1 pikiran; akal budi: hasil–; 2 adat istiadat: m